Sabtu, 08 September 2012

Perjalanan Sesuap Nasi Menuju Sukses

Ketika hendak memasak atau menanak nasi seseorang akan melalukan sebuah proses yang namanya mencucui beras. beras dicuci agar bersih dari kotoran yang akan mengganggu kesehatan yang memakan nasinya nanti. ketika pencucuian beras  dilakukan akan ada beras yang tertinggal dari kumpulan beras yang ada. bisa tertinggal karena hanyut terbawa air yang keluar dari wadah beras itu atau bisa juga tertiggal di dalam wadah itu ketika beras dimasukkan ke dalam panci. dalam proses ini ada beras yang bernasib kurang baik karena terpisah dari kelompoknya masuk kedalam tempat yang bagus karena nasi yang tertinggal ini akan menjadi santapan ayam atau semut bahkan bisa jadi hanya terkapar saja di lantai tanpa ada yang mengambilnya.

Setelah melalui proses pematangan dalam panci yang cukup lama dan panas yang luar biasa,  pada waktunya beras-beras itu sudah menjadi nasi putih yang nikmat. nasi-nasi itu bernasib baik, di tempat yang baik dan di lingkungan yang baik pula, mereka lebih unggul dari teman-temannya yang tertiggal tadi ketika proses pencucuian. saat ini mereka merasa bangga dengan keadaan saat ininya walau kedepan ada dari mereka yang juga akan tetiggal, setidaknya sudah lebih baik dari
teman-temannya yang tertiggal duluan dan belum merasakan menjadi sebutir nasi.  kini mereka sudah siap untuk disantap dengan lauk pauk yang telah tersedia.

Beras-beras itu memang sudah menjadi nasi yang putih dan manis, namun walaupun sudah menjadi nasi, tidak semua nasi itu akan bernasib sama untuk bisa sampai ke sebuah piring cantik bersanding dengan sedap dan gurihnya lauk pauk. dalam proses ini akan ada nasi yang tertinggal yakni nasi itu menempel pada alat pengambil nasi yang bernama centong. sedih mungkin nasi itu ketika merasakan kenyataan bahwa dirinya juga merasakan tertinggal dari teman-teman yang lain masuk ke dalam sebuah piring. inilah nasib yang harus ia terima, lekat pada centong. ia tak bisa melawan apa lagi berusaha untuk masuk ke piring sendiri karena nasibnya tergantung pada tangan manusia.

Setelah nasi-nasi itu berada dalam piring dan bersanding dengan lauk-pauk, saatnya sesuap demi sesuap nasi-nasi itu akan masuk ke dalam mulut manusia. namun dalam proses inipun akan ada nasi yang tertinggal di piring atau ada nasi yang terpelanting ke luar piring karena sendok atau tangan manusia tak cukup untuk menampung kumpulan nasi untuk disuap ke mulutnya. setelah mengalami panjangnya proses untuk sampai pada piring dan hampir masuk ke dalam mulut, walau kecewa lantaran nasibnya tertinggal maka nasi ini harus menerima padahal sedikit lagi ia akan sukses masuk ke dalam mulut manusia. ia tetap berkata pada temannya untuk melanjutkan perjuangan hingga sukses dan menjadi wakil bagi kami yang tertinggal. teruslah berjuang kawan.

Ketika telah sampai pada mulut manusia pun nasi-nasi ini harus tetap berjuang dan bertahan karena walaupun sudah berada dalam mulut masih akan ada nasi yang tertinggal dari teman-temannya karena akan ada nasi yang terselip pada gigi-gigi manusia. nasi-nasi yang terselip itu akan terbuang oleh lidi alat bernama tusuk gigi. selangkah lagi nasi ini akan sukses masuk kedalam perut manusia, menjadi sesuatu yang bermanfaat menambah energi dan mengenyangkan manusia.


***
Ini sepenggal cerita perumpaan dengan jalan hidup manusia untuk menuju sebuah cita-cita bernama sukses. sukses dalam artian bisa sukses untuk urusan dunia, sukses untuk urusan akhirat dan sukses di dunia akhira nanti. dimana dalam perjalanan panjang hidup ini manusia akan mengalami proses demi proses yang panjang dan melelahkan bahkan terkadang menyesakkan dada dan setiap proses akan ada manusia yang terseleksi. memang seleksi itu sunatullah, namun harus ada usaha juga dari manusianya disertai dengan do'a  secara istiqomah kemudian tawakkal pada penentu takdir secara istiqomah pula.

Jika sebutir beras dan sebutir nasi tidak bisa melakukan usaha karena  nasibnya tergantung pada ketelitian tangan manusia dan jelinya mata manusia melihatnya,  justru sebaliknya dengan manusia dia bisa menetukan dan berusaha untuk tidak tertinggal atau terseleksi oleh keadaan yang sulit, ia harus berusaha mengubah nasibnya karena Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumNya kecuali kaumNya itu sendiri yang berusaha untuk mengubahnya.

Berjuanglah hingga ketepian.



------------------
Salah satu cerita yang memotivasiku untuk berusaha tetap melangkah walau kerikil-kerikil di depan telah siap menghadangku bahkan batu besar menghalangi langkahku, ini semua sebagai ujian kedewasaan dan kematangan jiwaku untuk menemaniku menempuh perjalanan panjang ini.

0 komentar:

Blogger Template by Clairvo